A. Klimakterium
1. Pengertian
Klimakterium
adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan
terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium adalah masa
peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non
reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat
dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini dapat
berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi
wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
a.
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum
menopause.
b.
Menopause adalah henti haid seorang wanita.
c.
Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah
menopause (Kartini Kartono, 1992)
Tanda-tanda awal masa klimakterium
meliputi :
Praklimakterium
merupakan mirip dengan pra pubertas, dimana pada pubertas kedua muncul tingkah
laku yang lucu-lucu, aneh-aneh, janggal dan tidak pada tempatnya.
Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun pada siang hari menggunakan rok
panjang merah, dengan perhiasan emas warna-warni, make up berlebihan. Kemudian,
meningkatkan rangsangan seksual yang menimbulkan nafsu yang besar untuk
berhubungan seksual dan kegairahan yang menyala-nyala. Mengingkari ketuaannya
agar tampak masih remaja.
Manifestasi
individual periode klimakterium dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing
individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik akan memapu
mengkompensasi gangguan fisiologis dan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan
ynag intelek yaitu mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan
psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan yang inteligen, produktif dan
kreatif.
Masa ini
ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif yaitu:
a.
Terjadi perubahan pada ovariumseperti sclerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid
seks. Lalu henti haid.
b.
Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Gangguan –
gangguan pada klimakterium :
a.
Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan
vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak,rasa kedinginan, sakit kepala, desing
dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas,
jari-jari atrofi dan gangguan usus.
b.
Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung,
depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
c.
Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea,
mencakup pulakolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis,
aterosklerosis,sclerosis koroner, dan adipositas.
d.
Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis,
osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia
artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan
gangguan libido.
2. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita
terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid
seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofisis.
3. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya
kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya
interaksi antara hipotalamus–hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi
luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya
reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan
produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH.
4. Kondisi Fisik Klimakterium
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami
perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor,
sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan
pigmentasi dan menjadi hitam Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit
kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan
kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja
usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air
besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi
liangsenggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang
menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah
sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi
nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi
rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun
sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi pada
persendian paha.
5. Kondisi Psikis Klimakterium
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami
suasana hati “depresif” dan “melankolis” (ada yang relatif pendek dan ada yang
relatif panjang)
Sebab utamanya adalah :
Sebab utamanya adalah :
a.
Mengingkari dan memprotes proses biologis yang
mengarah pada ketuaan
b.
Menganggap dramatis proses penuaan
c.
Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya
lagi hidup karena sudah mendekati kematian
d.
Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh
kepedihan dan dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sosialnya di masa lampau.
Wanita yang
hidup dalam suasana yang harmonis, ekonomi berkecukupan, bahagia, selalu
mendapat kepuasan seksual dapat menghadapi ini dengan rasa tenang. Wanita yang
mempunyai masa lampau penuh kenangan cinta yang indah dan bahagia maka
kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan psikis).
6. Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase Klimakterium
a.
Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari
kepedihan hati dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengakp lagi
b.
Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan
seksual yang luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga
bersikap dingin
c.
Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan
kapasitas reproduksi dan kemudaannya
d.
Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih
cukup berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak muda (tante
girang) terjadi pada wanita yang tidak mampu mengendalikan diri
7. Kehidupan
Seks Pada Masa Klimakterium
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan
lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi.
Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telahlanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera sehingga
terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan hanya dengan
pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina.
Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter tetap merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan
seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah, tegang,
sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada
suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan
badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan di
sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Hubungan seks sangat
berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap masalah yang timbul akan
menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk memecahkan masalah-masalah
seperti ini, perlu mencari orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah
yang sedang di hadapi misal, dokter
,bidan dan tenaga medis lainnya. Untuk mengemukakan semua masalah tersebut, dan
cara yang sederhana ini acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada.
8. Pencegahan Beberapa Dampak Masa Klimakterium
a.
Pencegahan kehamilan :
Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya
tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali
dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat,
bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak
mungkin hamil lagi. Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi.
Haid yang tidak teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi
lagi secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan.
Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai
risiko baik bagi ibu yang hamil maupun bagi janinnya. Semua jenis kontrasepsi
alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk
lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita
yang siklus haidnya masih teratur.
b.
Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat
mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik.
Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan
saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas
bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga
kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.
c.
Pencegahan osteoporosis.
Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya
bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif
dalam mencegah kehilangan tulang (bone
loss). Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam
mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang
telah mengalami osteoporosis. Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa
pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin
dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause,
sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan
estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan
pembentukan tulang baru.
d.
Pencegahan penyakit jantung koroner :
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen
dapat memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama
bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk memulihkan
gejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung
diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi selama 15
tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang diawasi selama 25 tahun
dan dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen, ditemukan penurunan
bermakna pada:
1)
Penyakit arterikoroner,
2)
Gagal jantung kongestif,
3)
Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik,
4)
Hipertensi.
B. MENOPAUSE
1. Pengertian
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang
wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau
berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur.
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1972. Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani yaitu meno yang berarti bulan dan paussis yang
berarti berhenti. Pada saat itu, dunia kedokteran barat melihat menopause
sebagai krisis mendis yang berpotensi menyebabkan berbagai penyakit. Pada
pertengahan abad XX pandangan ini berubah. Saat ini menopause dianggap sebagai
kejadian alami dalam hidup seorang wanita. Di Indonesia sendiri, usia menopause
bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses berubah ke arah menopause itu
sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai
masa premenopause/ klimakterium.
Tanda-tanda awal masa menopouse
meliputi :
Ciri utama seorang perempuan mengalami adalah haid berhenti. Hal ini disebabkan
karena ovarium tidak lagi merespon sinyal hormon di dalam tubuh. Sebelumnya,
bila hormon memberikan sinyal kepada ovarium (indung telur) untuk mengeluarkan
ovum (telur), maka ovarium mengeluarkan ovum yang siap untuk dibuahi. Peristiwa
itu rutin terjadi setiap bulan di masa reproduksi seorang perempuan. Bila tidak
ada ovulasi (pertemuan ovum dan sperma), maka perempuan akan mengalami haid.
Saat ini diperkirakan terdapat > 5 juta wanita Indonesia yang telah
memasuki masa menopause per tahunnya (data dari BPS, 2008) dimana sekitar 68 %
nya mengalami gejala klimakterik (keluhan masa menopause) namun hanya 62 % dari
mereka yang menghiraukan gejala tersebut. Menopause sendiri didefinisikan
sebagai suatu masa setelah 12 bulan tanpa mengalami haid (amenorea). Menopause
biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Pada masa ini tubuh mengalami
beberapa perubahan biologis yang menyebabkan penurunan tajam pada fungsi
ovarium (indung telur) di antaranya adalah menurunnya produksi hormon seks
secara signifikan terutama estrogen.
2. Jenis-Jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
menopause alamiah dan monopause prematur (dini).
a.
Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara
usia 45-55 tahun. Monopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai
indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu
kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin
akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang
secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan
perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena
kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause
berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
b.
Menopause Dini
Menurut dr. Ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian
Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini
adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia
di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43,
ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian
juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim,
ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung
telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan
hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis
produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi
untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker
indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum
minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga
bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang
tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang
mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada
bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi
dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini
terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan
penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya
menopause dini perlu diwaspadai.
3. Tanda dan Gejala Menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap
yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause.
a.
Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika
wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir
usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51
tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
b.
Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan
masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi
selama 1 tahun penuh.
c.
Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang
wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause.
Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan
perubahan-perubahan hormonalnya.
Gejala-gejala dari menopause
disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium
berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan
tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala,
sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan
sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara
bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan
hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara
tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika
menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh
tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada
punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan
seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood
& emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar
estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah,
pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang
keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis,
penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar,
gigi rontok & katarak.
Bagi kebanyakan wanita
keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan
sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa
percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya.
Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause &
sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi
berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen
yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki
uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.
4. Pengobatan
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani
Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan
keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk
:
a.
Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
b.
Membantu mengurangi kekeringan pada vagina
c.
Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH :
a.
Perdarahan vagina
b.
Nyeri payudara
c.
Mual
d.
Muntah
e.
Perut kembung
f.
Kram rahim.
Untuk
mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli
menganjurkan:
a.
Menambahkan progesteron terhadap estrogen
b.
Menambahkan testosteron terhadap estrogen
c.
Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
d.
Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk
pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini
mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan
vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser)
dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita
pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko
menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya
pemakaian estrogen.
5. Pola Makan Sehat Menuju Menopause
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk
mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang
disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat
sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan
hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan
mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang
tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di
kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis
penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem
kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti
kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau
tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan
dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis
serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai
gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur
kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek
seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan
yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang
kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya,
dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang
cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat
dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim
kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak
hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat
fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera.
Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
6. Olahraga Teratur Menjelang
Menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya.
Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih
efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain
itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
a.
Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan
tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
b.
Menjaga kepadatan tulang.
c.
Menjaga massa otot.
d.
Membakar kalori lemak.
e.
Mengurangi stress
f.
Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
g.
Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi
sejalan dengan bertambahnya usia
TANDA-TANDA AWAL KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1. Tanda
Awal Klimakterium
Masa ini ditandai
denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif, yaitu, terjadi
perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah
folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, lalu henti haid. Dan ditandai
dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
2. Tanda
Awal Menopause
Perubahan yang
dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa tua, mudah
tersinggung, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi
kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan
seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga merasa tidak
berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang
lain.
Pada perubahan fisik
seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga
kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari
dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar
kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya
estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan
mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin
berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada
tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang
mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah
terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA LIMAKTERIUM DAN
MENOPAUSE
Bagaimana
bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan
bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen
tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusi
hormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karenanya bidan dapat
mengambil langkah untuk melakukan anjuran pada wanita dengan keluhan menopause dapat
memeriksakan diri ke dokter puskesmas. Bidan berkonsultasi dengan dokter
puskesmas atau dokter ahli. Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan
pengawasan.
Pencegahan
Terhadap Sindrom Klimakterium:
1. Pengaturan
makanan (rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat).
2. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung fitoestrogen, seperti :
a. Isoflavon, terdapat pada kacang-kacangan,
b. Lignan;
terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran,
c. Caumestran
; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah
dan tidak berlebihan.
3. Tambahan
Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.
4. Kontrol
rutin 1 tahun sekali (Pap Smear).
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar