KONSEP MANUSIA
Manusia adalah mahluk sosial yang berinteraksi satu dengan yang lain dan mempunyai tujuan dalam hidupnya.
Konsep manusia dibagi
menjadi tiga bagian:
1. Manusia sebagai sistem
Manusia
ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/sistem
yang membentuk suatu totalitas; yakni sistem adaptif, sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial
Sistem terdiri dari :
-
Unsur
– unsur { kompenen , elemen , sub system }
-
Batasan
-
Tujuan
Meliputi :
-
Manusia sebagai sistem adaptif, disebabkan:
o
Setiap
individu dapat berubah
o
Setiap
individu merespon terhadap perubahan
-
Manusia sebagai sistem personal, disebabkan:
o
Setiap
manusia memiliki proses persepsi
o
Setiap
manusia bertumbuh kembang
-
Manusia sebagai sistem interpersonal
o
Setiap
manusia berinteraksi dengan yang lain
o
Setiap
manusia memiliki peran dalam masyarakat
o
Setiap
manusia berkomunikasi terhadap orang lain
-
Manusia sebagai sistem sosial
o
Setiap
individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan di
lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat kerja
Manusia
ditinjau sebagai sistem terbuka yang terdiri dari berbagai sub sistem
yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total sistem.
Terdiri dari beberapa komponen :
o
Komponen
Biologik adalah anatomi tubuh
o
Komponen
Psikologik adalah kejiwaan
o
Komponen
Sosial adalah lingkungan
o
Komponen
Kultural adalah nilai budaya
o
Komponen
Spiritual adalah kepercayaan agama
2.
Manusia sebagai adaptif
Adaptasi adalah proses
perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap
perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan :
seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau
kelompok organisme. Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster
Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses
adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
Terdapat tingkatan dan
respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi
-
Respon
takut { mekanisme bertarung }
-
Respon
inflamasi
-
Respon
stress dan
-
Respon
sensori
Menurut Roy Prilaku
adaptif merupakan perilaku individu secara utuh. Beradaptasi dan menangani
rangsangan lingkungan.
Asumsi dasar model
adaptasi Roy adalah :
1. Manusia adalah
keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Manusia menggunakan
mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami
bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya
manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun
negatif.
4. Kemampuan adaptasi
manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,jika seseorang dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi
rangsangan baik positif maupun negatif.
5. Sehat dan sakit
merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.
Dalam asuhan
keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah
individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic
Adaptive System”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
Sistem adalah suatu
kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa
tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. Sistem
terdiri dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ),
Dalam memahami konsep
model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi
yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya
diantaranya:
1. Manusia sebagai makhluk
biologi, psikologi dan sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai suatu
homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan
perubahan yang terjadi.
3. Terdapat tiga tingkatan
adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy, diantaranya:
a. Fokal stimulasi yaitu
stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh
kuat terhadap seseorang individu.
Contoh : kumanpenyebab
terjadinya infeksi
b. Kontekstual stimulus,
merupakan stimulus lain (faktor presipitasi) yang dialami seseorang, dan baik
stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat
dilakukan observasi, diukur secara subjektif.
Contoh : daya tahan
tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat
c.
Residual
stimulus, merupakan stimulus lain (faktor predisposisi) yang merupakan ciri
tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan
lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
Contoh : sikap /
keyakinan dan pemahaman klien terhadap penyakit, persepsi klien tentang
penyakit, gaya hidup, fungsi peran
4. Sistem adaptasi memiliki
empat mode adaptasi diantaranya:
a. Pertama, fungsi fisiologis,
komponen sistem adaptasi memiliki arti perubahan fisik yang akan menimbulkan adaptasi fisiologi
dalam memperthankan keseimbangan diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit,
fungsi neurologis dan fungsi endokrin.
b. Kedua, konsep diri yang
mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial
dalam berhubungan dengan orang lain atau merupakan keyakinan perasaan diri
sendiri yang mencakup perilaku, persepsi dan respon.
c.
Ketiga, fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social
dalam berhubungan dengan orang lain
d. Keempat, interdependensi
merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta
yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.
5. Dalam proses penyesuaian
diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk
kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses
ini memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.
Roy mengemukakan bahwa
manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan
secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put
dan proses umpan balik.
Proses input atau
masukan
adalah berupa stimulus baik dari internal ataupun eksternal. Proses kontrol
adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara-cara adaptasi. Lebih
spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas
kognator (perubahan kognitif dan emosi termasuk didalamnya persepsi, proses
informasi, pembelajaran, membuat alasan dan mencari bantuan) dan regulator
(perubahan sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin) untuk mempertahankan
adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan interdependensi
Proses output atau
keluaran
adalah manusia sebagai sistem adaptif yaitu sistem adaptif dan inefektif. Dan
prosen umpan balik merupakan hasil dari respon yang memberikan lebih lanjut
masukan (input) pada manusia sebagi suatu sistem.
Dalam model adaptasi
keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan
adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan.
Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik
sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan yang saling berhubungan
antara unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk
beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang
umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus
internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus
manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses
kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua
mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan
subsistem kognator. Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam
hubungannya terhadap empat efektor atau cara-cara adaptasi yaitu : fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.
3.
Manusia sebagai Holistik
Manusia sebagai makhluk
holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai
makhluk biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat
terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman terhadap
aspek atau unsur yang lain.
-
Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena:
o
Manusia
terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
o
Manusia
mempertahankan hidup
o
Manusia
tidak terlepas dari hukum alam (khususnya hukum perkembangan)
-
Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:
o
Setiap
individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll)
o
Setiap
individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan
o
Setiap
individu memiliki kecerdasan dan daya pikir
o
Setiap
individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian
-
Manusia sebagai Makluk sosial, karena:
o
Setiap
individu hidup bersama dengan orang lain
o
Setiap
individu dipengaruhi oleh kebudayaan
o
Setiap
individu terikat oleh norma yang berlaku dimasyarakat
o
Setiap
individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial
o
Setiap
individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain
-
Manusia sebagai makhluk Spritual karena:
o
Setiap
individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
o
Setiap
individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan
keyakinan yang dipegangnya
-
Manusia sebagai makhluk Kultural karena :
o
Manusia
mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya
o
Sebagai
pembeda dan pembatas dalam hidup sosial
o
Kultur
dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan manusia hidup.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kebutuhan Dasar
Manusia
Menurut King (1976) menyatakan bahwa
kebutuhan dasar manusia sebagai suatu energi di dalam atau di luar organisme
yang ditunjukkan melalui respon perilaku terhadap situasi kejadian atau orang.
Sedangkan menurut Roy (1976), kebutuhan
dasar manusia adalah kebutuhan individu yang menstimulasi respon untuk
mempertahankan integritas.
Abraham
Maslow
{ 1970 } mengembangkan teori KDM :
Hirarki kebutuhan
manusia
Kebutuhan pada satu
tingkat harus terpenuhi sebelum beralih ke tingkat berikutnya
5 Kategori kebutuhan
dasar manusia menurut Maslow :
1. Kebutuhan
fisiologis { physiologic needs }
-
Oksigen
dan pertukaran gas
-
Cairan
-
Makanan
-
Eliminasi
-
Istirahat
dan tidur
-
Aktifitas
-
Keseimbangan
temperatur tubuh
-
Sex
2. Kebutuhan rasa aman
dan perlindungan { safety and security needs }
-
Kebutuhan
akan perlindungan dari udara, dingin, panas, kecelakaan, infeksi
-
Bebas
dari ketakutan, kecemasan
3. Kebutuhan rasa cinta,
memiliki dan dimiliki { love and belonging needs }
-
Memberi
dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahahatan
-
Mendapat
tempat dalam keluarga dan kelompok sosial
4. Kebutuhan harga diri
{ self-esteem needs }
Perasaan
tidak tergantung, kompeten, mandiri, respek terhadap diri sendiri dan orang
lain
5. Kebutuhan perwujudan
diri { need for self actualization }
Dapat
mengenal diri dengan baik tidak emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif,
percaya diri dan sebagainya
Karakteristik Kebutuhan Dasar
Manusia
1. Semua manusia
mempunyai kebutuhan dasar yang sama
a. Kebutuhan perseorang
akan dimodifikasi sesuai kultur.
b. Persepsi terhadap
kebutuhan bervariasi tergantung kemampuan belajar dan standar kebudayaan.
2. Manusia memenuhi
kebutuhan dasar mereka tergantung kepada prioritasnya.
3. Kebutuhan dasar
secara umum harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda.
4. Kelemahan dalam
mendapatkan kebutuhan satu atau lebih dapat menimbulkan homeostasis
imbalance, tidak dapat terpenuhi sakit.
5. Kebutuhan dapat
ditimbulkan oleh berbagai rangsangan eksternal / internal
a. Internal à rasa lapar ad/
membuat seseorang berfikir tentang makanan.
b. Eksternal à bentuk kue yang
menarik.
6. Seseorang yang
merasakan kebutuhannya dapat menanggapi berbagai cara untuk mendapatkannya.
Memiliki respon, sebagian besar tergantung kepada pengalaman belajar, nilai,
budaya.
7. Kebutuhan-kebutuhan saling
berinteraksi, beberapa kebutuhan tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan
lain.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan :
1.
Penyakit
Berhubungan
dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan. Tenaga kesehatan dapat
membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan pada setiap saat.
2.
Hubungan
yang berarti
Keluarga,
support person
Tenaga
kesehatan dapat membina hubungan yang berarti dengan pasien. Dapat membantu
pasien menyadari kebutuhan mereka dan mengembangkan cara yang sehat untuk
memenuhi kebutuhan.
3.
Konsep
diri
Merupakan
kemampuan pemahaman dan pandangan individu untuk memenuhi kebutuhan dan juga
kesadarannya apakah kebutuhan terpenuhi atau tidak. Orang yang merasa dirinya
baik, mudah untuk berubah, mengenal kebutuhan dan mengembangkan cara yang sehat
untuk memenuhi kebutuhan.
4.
Tahap
perkembangan
a. Erikson : jika
individu dapat membina hubungan intimacy, maka kebutuhan cinta dan rasa
memiliki terpenuhi.
b. Maslow
: kebutuhan aktualisasi dirinya utuh mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
a) Realistik, melihat
kehidupan secara penuh dan objektif, tentang apa yang diobservasinya.
b) Cepat menyesuaikan
diri dengan orang lain.
c) Mempunyai persepsi
yang tinggi dan tegas.
d) Mempunyai dugaan yang
benar terhadap sesuatu kebenaran dan kesalahan.
e) Sering / selalu
akurat dalam memprediksi kejadaian yang akan dating.
f)
Mengerti
seni, musik, politik dan filosofi.
g) Rendah hati,
mendengar orang lain dengan penuh perhatian.
h) Mempunyai dedikasi
untuk bekerja sama, bertugas dari tempat kerja.
i)
Berkreatifitas,
fleksibel, spontan, berani dan sudi mengakui kesalahan.
j)
Terbuka
ide-ide baru.
k) Percaya diri dan
menghargai diri.
l)
Konfliks
diri yang rendah, kepribadian yang interaksi.
m) Menghargai diri
sendiri, tidak membutuhkan kemasyura, mempunyai perasaan kontrol terhadap diri
sendiri.
n) Kemandirian tinggi,
mempunyai hasrat privacy.
o) Dapat tampil, tidak
mengecilkan diri, objektif dan tidak memihak.
p) Bersahabat,
menyayangi dan lebih banyak menentukan dilingkungannya.
q) Dapat mengambil
keputusan apabila ada pertentangan pendapat.
r) Berfokus pada masalah
{ problem centred } tidak berfokus pada pribadi.
s) Menerima dunianya apa
adanya.
Kesimpulan :
-
Tidak
semua manusia terpenuhi kebutuhan aktualisasi diri secara utuh.
-
Maslow
tidak percaya bahwa inteligensia akan memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
-
Maslow
mempelajari bahwa aktualisasi diri dihasilkan karena kematangan.
Seseorang terpenuhi
aktualisasi diri akan
-
Mungkin
tidak selalu berbahagia.
-
Sukses
dan menyesuaikan diri dengan baik.
-
Pernah
merasa ragu-ragu.
-
Merasakan
kegagalan dan takut.
-
Mempunyai
kemampuan berjanji secara positif mengenai ketakutan, kegagalan, kelemahan.
Richard Kosh { 1977 }
adalah mengadaptir
hirarki Maslow dan membenarkan kategori kebutuhan diantara kebutuhan fisiologis
dan kebutuhan rasa aman mencakup sex, aktifitas, eksplorasi, manipulasi,
novelty.
R. Kosh menegaskan :
-
Kebutuhan
anak-anak untuk mengeksplorasi
-
Manipulasi
lingkungan untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan secara optimal.
Konsep
Utama Teori dan Model Keperawatan Virginia Henderson
Fokus
Henderson terhadap perawatan individu lebih ditekankan pada komponen-komponen
dalam keperawatan, sebagai berikut :
- Kebutuhan bernapas secara normal
- Kebutuhan makan dan minum secara adekuat
- Kebutuhan eliminasi
- Kebutuhan mobilitas dan posisi
- Kebutuhan istirahat dan tidur
- Kebutuhan memilih pakaian yang tepat
- Kebutuhan mempertahankan temperatur tubuh
- Kebutuhan personal hygiene
- Kebutuhan menghindari kerusakan lingkungan (injury)
- Kebutuhan komunikasi dan ekspresi
- Kebutuhan keyakinan atau kepercayaan
- Kebutuhan bekerja
- Kebutuhan bermain dan rekreasi
- Kebutuhan belajar menemukan kegunaan
Konsep
Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Warson
Fokus
Warson meliputi komponen-komponen, sebagai berikut :
- Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integritas)
- Kebutuhan interpesonal (kebutuhan untuk pengembangan diri)
- Kebutuhan bifisikal (kebutuhan untuk hidup)
- Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
Fokus
Dunn (1958) membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 12 kebutuhan, meliputi :
- Adat istiadat : kebutuhan untuk mempertahankan hidup
- Komunikasi : kebutuhan untuk mengungkapkan keinginan
- Persahabatan : kebutuhan untuk berhubungan baik
- Kebutuhan untuk tumbuh
- Kebutuhan untuk berimajinasi
- Kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang
- Keseimbangan
- Lingkungan (fisik maupun sosial)
- Sosialisasi
- Falsafah hidup : sebagai pandangan hidup
- Dignity : kedudukan dalam mencapai harkat dan martabat
- Kemandekan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar