Selasa, Mei 29

PERINATAL


PERINATAL

Masa perinatal yakni masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai  7 hari setelah kelahiran yang merupakan masa dalam proses tumbuh kembang anak khususnya kembang otak.
Mempelajari fisiologi dan patologi neo ratus tidak akan sempurna kalau tidak mengetahui keadaan yang terjadi pada kehamilan dan kelahiran. Perkembangan otak yang paling pesat ialah pada terimeter terakhir kehamilan sampai dengan 6 bulan pasca persalinan, keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus.
Pengaruh pada kehamilan dan pengaruh partus mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitasnya perinatal.
(Rusepno Hassan : 2005 : 1036)

PENGERTIAN NEONATUS  :
  1. Neonatus adalah usia bayi 0 hari sampai 28 hari
(Soetjiningsih, 2001 : 17)
  1. Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia satu bulan
 (Hamilton, 2000:217)

1.       FISIOLOGI NEONATUS.
Merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus yakni suatu organisme yang sedang tumbuh yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke ekstra unteri.
r  Ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini :
a.       Maturasi yang mempersiapkan tetus untuk transisi dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri dan berhubungan lebih erat dangan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir.
b.      Adaptasi
Diperlukan oleh Neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan leingkungan selama menjadi tetus, kurang menyenangkan.
c.       Toleransi
Dimiliki oleh bayi yang hipoksia, kadar gula yang rendah, tetapi bagi orang dewasa mungkin sudah fatal tapi pada bayi belum berakibat fatal.
Toleransi dan adaptasi dibanding terbalik jika dibandingkan dengan maturasi malun matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.
(Rusepno Harun : 2005 : 1037)
r  Perbedaan Lingkungan Intra dan Ekstra Uteri
No
Keterangan
Sebelum lahir
Sesudah lahir
1.

2.

3.


4.



5.


6.
Lingkungan Fisik

Suhu udara

Stimulasi Sensoris


Gizi



Penyedian Oksigen


Pengeluaran hasil metabolisme.
Ø  Cairan

Ø  Pada umumnya tetap

Ø  Terutama kinestetik atau vibrasi

Ø  Tergantung pada zat-zat gizi yang terdapat dalam darah ibu

Ø  Berasal dari ibu kejanin melalui plasenta

Ø  Dikeluarkan ke sistem peredaran darah
Ø  Udara

Ø  Berubah-ubah

Ø  Bermacam-macam stimuli


Ø  Tergantung pada tersedianya makanan & kemampuan saluran cerna

Ø  Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru

Ø  Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan saluran cerna.
(Dr. SDtj Ningsih  :1995 : 5)

r  Proses Vital Neonatus
a.      Respirasi
Selama dalam uterus janin mendapatkan O2 dari pertukaran gas melalu plasenta.  Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru bayi
b.      Jantung dan Sirkulasi darah
Pada masa tetus darah dari plasenta melalui vena, umbilikalis sebagian ke hati, sebagian ke serambi kiri à ke bilik kiri jantung dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru sebagian ke duktus artenosus ke aorta setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteri dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan sehingga foramen utera menutup.
c.      Traktus digestivus
Pada Neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri Mukopoli sakarida yang disebut mekonium, pengeluaran melonium biasanya keluar 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya.
Pada bayi prematur, aktifitas lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.
 d.     Hati
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokia dan morfologis yakni kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen misalnya enzim hidroginase udpe dan transferase glikoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
e.      Metabolisme
f.       Produksi Panas
Ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu.
1.      Aktivitas otot
2.      Shivering
3.      Non Shivering
g.      Keseimbangan air dam fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar Natrium relatif lebih besar daripada kalium
c

2.       PATOFISIOLOGI NEONATUS
2.1.       Secara normal ada 3 perubahan besar sesaat setelah lahir
2.1.1.     Cairan didalam alveoli diserap kedalam jaringan paru dan diganti oleh udara. Oksigen yang terkandung di dalam udara akan terdifusi kedalam pembuluh darah di sekilling alveoli.
2.1.2.     Arteri Umbilikalis dijepit. Keadaan  ini akan menurunkan tahanan pada sirkulasi placenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik.
2.1.3.     Akibat tekanan udara dan peningkatan kadar oksigen di alveoli, pembuluh darah diparu akan mengalami rekasi. Keadaan relaksasi bersama dengan peningkatan tekanan darah pulmonal dan mengurangi aliran darah melalui duktus arteriosus. Oksigen dari alveoli akan diserap oleh meningkatnya aliran darah paru dan darah yang kaya oksigen akan kembali ke jantung kiri untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh.
Ø  Pada saat kadar oksigen dalam darah meningkat dan pembuluh darah paru relaksasi, duktus ortriosus dengan cepat menutup.
Ø  Aliran darah dengan segera dipindahkan dari duktus arteriosus ke paru-paru, dimana terjadi pengambilan oksigen lagi untuk disalurkan keseluruh tubuh.
Ø  Setelah proses transisi ini bayi bernafas dengan udara dan menggunakan paru-paru untuk mendapatkan oksigen.
Ø  Tangisan pertama dan tarikan nafas dalam merupakan suatu mekanisme yang kuat untuk menyingkirkan cairan dari jalan nafas.
Ø  Oksigen dan tekanan udara pada paru-paru merupakan rangsangan utama untuk relaksasi pembuluh darah pulmonal.
Ø  Pada saat oksigen sudah cukup masuk dalam darah, kulit bayi akan berubah dari abu-abu /biru menjadi kemerahan.

3.       ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan segera pada bayi baru lahir ialah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan memberikan asuhan segera aman, bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir.
3.1.     Persiapan alat untuk perawatan bayi
a.        Penghisap lendir
b.        Tabung O2 beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi.
c.        Alat resistasi untuk pernafasan
d.       Obat-obatan (Vit K, Larutan Gikarbonas Natrikus 7,5%)
e.        Alat pemotong, pengikat dan atiseptik tali pusat)
f.         Tempat tidur bayi dan inkubator bayi
g.        Stop Watch dan termometer.
(Rustam M; 1998 : 19)

3.2.     Pertolongan pada waktu bayi lahir
Ø   Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung, mata dengan kaas / kasa steril.
Ø   Jalan lahir dicatatat dengan stopwatch
Ø   Lendir diisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit elestensi supaya lendir mudah keluar.
Ø   Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan klem penjepit plastik / diikat dengan pita/benang tali pusat.
Ø   Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis, bernafas serta menggerakkan kaki dan tangannya, warna kemerahan.
Ø   Bayi ditimnang
Ø   Diperiksa anus dan genetalianya.
Ø   Bayi diperlihatkan pada ibu, ayah dan keluarga.
(Rustam mukthar; 1998 : 120)

3.3.     Penilaian Bayi Waktu Lahir
Segera setelah lahir, letakkan pada kain yang bersih, kering lalu sambil kita menikah APGAR SCOREnya untuk mengetahui apakah bayi itu sehat/mempunyai masalah.

SKOR
NILAI
0
1
2
*   Appearance
   (warna kulit)
Pucat
Badan merah ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerah-merahan
*   Pulse Rate
    (Flex, nadi)
Tidak ada
< 100
> 100
*   Grimace
   (Reaksi rangsangan)
Telah ada
Sedikit gerakan mimik (grimace)
Batuk, bersin
*   Activity
(Tonus otot)
Tidak ada
Ekstremitas dalam sedikit flexi
Gerakan aktif
*   Respiration
(Pernafasan)
Tidak ada
Lemah/tidak teratur
Baik/menangis
                        Jumlah Skor                :

Catatan :
NA I menit lebih / sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA I menit 4-6 bag and masuk ventilation
NA I menit 0-3 lakukan intubasi
(Prawirohardjo; 2005 : 249)
1.      Warna kulit
Bayi baru lahir harus tampak nerah jambu pada saat dilahirkan dengan ekstremitas bayi tetap kebiruan selama beberapa jam setelah kelahiran bayi dengan kulit yang lebih gelap cenderung tampak lebih pucat dibandingkan warna kulit orang tuanya.
Kemungkinan masalahnya :
r  Sianosis
Kebiruan disekitar mulut dan batang tubuh. Bila bayi tampak sianosis oksigen fasial harus diberikan dan dokter anak segera dihubungi.
r  Bayi yang sangat pucat
Mungkin mengalami masalah jantung, anemia, syok saat kelahiran dan perlu diresusitasi.
r  Beberapa bayi mengalami kongesti wajah disebabkan oleh persalinan cepat / lilitan tali pusar dileher
o    Kongesti wajah : perubahan warna biru kulit yang dikenal sebagai ruam petekei tampak disekitar wajah
o    Sebagai seorang bidan harus bisa membedakan / kongesti wajah bisa dikelirukan dengan ruam yang bisa menunjukkan adanya trombosipenia dan dapat ditemukana pada infeksi kongenital seperti toksoplasmasis, meningitis dan herpes
(Boston dan Duward, 2001)
*       Bayi yang sangat merah
Mungkin mengalami platora (menerima tranfusi plasenta dalam jumlah besar) seperti pada bayi kembar
*       Setiap derajat ikterik dalam 24 jam setelah kelahiran adalah tidak normal dan kemungkinan disebabkan oleh penyakit hemolitik / infeksi kongenital, hirpes dan lain-lain. Pada akhirnya bayi juga akan menunjukkan tanda-tanda lain infeksi.
(Hull dan Jhonston; 2008)

2.      RESPIRASI DAN MENANGIS
Tidak semua bayi baru lahir memulai pernapasan segera setelah lahir dan tidak juga menangis pada saat kelahiran, apabila bidan sudah membuat suasana relaks tetapi masih tidak nyaman, mungkin dengan bayi didekatkan dengan ibunya kontak langsung dengan kulit bayi biasanya akan relaks dan berhenti menangis, sering membuka matanya dan dengan sabar kemudian akan menyusu kearah payu darah.
Kemungkinan Masalahnya :
r  Bila bayi lambat memulai respon namun sehat, bidan bisa merangsang bayi dengan mengosok bayi dengan handuk.
r  Bayi yang kipnea (respirasi > 60/Mna pada bayi aterin) retraksi sterna kemungkinan menderita infeksi serius. Aspirasi mekanium.
r  Bayi yang sangat berlendir, yang hampir tenggelam dalam sekresi, mememrlukan penghisapan segera dan kemungkinan mengalami atrena esotagus.
r  Tangisan bayi lahir sehat berbeda-beda namun yang biasanya jelas dengan nada tinggi/irritabel.
(Vikey Chapman, 2006 : 390)

3.      DENYUT JANTUNG
Pengkajian segera denyut jantung bayi baru lahir dapat dengan mudah dilakukan dengan meletakkan 2 jari langsung ke dada diatas jantung / dengan memegang dasar puntung tali pusat dan menghitung denyutan jantung.
r  Braki kardi bisa segera hilang bila tanda lainnyabaik.
r  Takikardi bisa terjadi sebelum kelahiran dan bisa menunjukkan bah bayi mengalami infeksi, aspirasi metonium / mx jantung
(Vikey Chapman; 2006 : 391)

4.      TONUS OTOT
Bayi baru lahir harus memiliki tonus otot yang baik’
Kemungkinan Masalahnya :
r  Bayi yang lunglai saat lahir mungkin mengalami asfiksia.
r  Tonus Otot yang buruk bisa juga berhubungan dengan beberapa anomali, Sindrom Down

5.      REFLEK / RESPON
Reflek pada bayi dibagi menjadi 2 :
1)       Refleks Pelindung
a.        Refleks Morrow
Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat keatas dan kebawah, terkejut dan relaksasi lambat timbulnya saat lahir sampai umur 2 bulan.
b.       Refleks Tonus Neek
Respon pada kepala, lengan, tungkai mengarah kesalh satu sisi relaksasi dengan lambat, timbul saat lahir sampai umur 3 bulan.
c.        Reflek Graff
Respon pada bayi yakni dengan mengenggam setiap benda yang diletakkan kedalam tangan cukup kuat menyebabkan tubuhnya terangkat
d.       Reflek berkedip dan menangis
Saat lahir à akhir hayat
e.        Reflek Babynskin
Respon yang dihasilkan dari rangsangan yang dilakukan pada telapak tangan dan kaki, apabila disentuh/diberi rangsangan dengan spontan jari-jari akan mengarah / bergerak kearah rangsangan
2)       Reflek Makan
a.        Suckling Reflek
”Reflek Menghisap
Timbul saat lahir -> sampai umur 6/8 bulan
b.        Rooting Reflek
”Reflek mencari puting susu
Timbul saat lahir à sampai umur 6 bulan
c.        Swallowing Reflek
”Reflek menelan
Timbul saat lahir à sampai akhir hayat
3.4.     IDENTIFIKASI BAYI
Identifikasi dilakukan dengan segera setelah bayi baru lahir dengan mengambil tanda pengenal bayi dari cap jari / telapak kaki. Pada umunya tanda pengenal berupa secarik kertas putih / berwarna merah / biru yang diisi dengan nama ibu, tanggal dan jam bayi lahir. Kertas ini dimasukkan kedalam kantong plastik dengan pita yang akan diikatkan kepergelangan tangan ibu dan bayi, warna dari kantong ini sesuai dengan jenis kelaminnya sehingga pelepasannya hanya dengan cara digunting. Bila ibu sadar bayinya diperlihatkannya / pada keluarga.
(Prawiroharjo; 2005 : 250)

3.5.     PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, jika tidak dilakukan upaya pencegahan panas tubuh maka bayi akan mengalami Hipotermi karena sangat beresiko emngalami kesakitan/kematian. Kehilangan panas dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan. Suhu tubuh bayi tetap hangat tidak diterapkan secara tepat terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir
(Pel. Kshtn Neo. Es; 200 : 6)
3.5.1.           Mekanisme Kehilangan Panas
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a.        Evaporasi
Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
 

b.        Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau timbangan yang temperatur lebih rendah daripada tubuh bayi yang akan menyerap panas tubuh bayi.

 
c.        Konveksi
Kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, kehilangan panas yang terjadi koneksi aliran udara dari kipas angin.


 
d.        Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh rendah dari suhu tubuh bayi walaupun tidak bersentuhan secara langsung.


3.5.1.           Mencegah Kehilangan Panas
1.      Keringkan bayi dengan seksama
Keringkan bayi dengan handuk/kain yang telah disiapkan diatas perut ibu dengan cara menyeka tubuh bayi yang juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi melalui pernafannya.
Bayi lahir dengan tubuh basah oelh air ketuban, aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermi.
Bayi baru lahir kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala mengigil oleh karena kontrol suhunya belum sempurna hal ini menyebabkan gejala awal hipotermi seringkali tidak terdeteksi oelh ibu/keluarga bayi atau penolong persalinan.
Langkah-Langkahnya :
*         Setelah lahir letakkan bayi dipermukan yang diberi alas handuk kering, bersihdan hangat
Segera keringkan bayi dari lendir dan darah dengan handuk yang kering, bersih dan hangat lakukan dengan cepat mulai dari kepala kemudian seluruh tubuh. Handuk yang basah harus diganti dengan handuk yang kering dan hangat.
*         Setelah tubuh bayi segera bungkus dengan kain yang kering dan hangat, diberi topi / tutup kepala, kaus tangan, dan kaki.
*         Lakukan penilaian derajad asfiksia bayi baru lahir dibawah lampu agar terang dan sinar lampu dapat menghangatkan tubuh bayi.
2.      Selimut bayi dengan selimut / kain bersih dan hangat.
Segera setelah mengeringkan tubuh bayidan memotong tali pusat, ganti handuk/kain yang sudah dibasahi oleh ketuban kemudian diselimuti bayi dengan kain/handuk yang hangat, kering dan bersih. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di dada ibu untuk mendapat kehangatan dari kantak langsung kulit ibu dan bayi. Ibu merupakan sumber panas yang paling abik bagi bayi baru lahir. Kontak langsung kulit ibu dan bayi pada jam-jam pertama setelah lahir sangat baik sekali oleh karena :
Ø  Dapat mencegah bayi terkena hipoterima
Ø  Menghangatkan bayi
Ø  Mendorong, memberi kesempatan dan memudahkan ibu menyusui dini untuk mencegah terjadinya hipoglikemi pada BBL.
Apabila bayi dipisah dari ibu, maka ia harus terlindung dengan baik dan udara dingin atau panas dengan cara membungkus dan menutup kepala bayi. Membungkus bayi tidak boleh terlalu erat agar masih ada udara diantara lapisan kain yang merupakan penyimpan panas yang baik (insulator). Membedong bayi bukan cara yang baik untuk menjaga bayi tetap hangat karena gerakan napas menjadi terbatas yang dapat meningkatkan resiko terjadinya phenomia dan penyakit infeksi saluran pernapasan yang lain. Cara lain yang lebih baik adalah membungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat.



3.      Jangan Memandikan Bayi Baru Lahir
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya ± 6 jam setelah lahir karena memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermi yang sangat membahayakan kesehatan bayi. Memandikan bayi biasanya hanya untuk alasan kosmetik yaitu membersihkan vernix yang melekat pada tubuh bayi. Vernix bermanfaat bagi bayi yaitu sebagai pelumas dan anti infeksi sehingga tidak perlu dibersihkan dari tubuh bayi.
Waktu yang tepat untuk memandikan bayi adalah sebagai berikut :
Pada bayi lahir sehat dengan tanda-tanda ;
-          Lahir cukup bulan
-          Berat lahir 2.500 gr/lebih
-          Bayi lahir langsung menangis dan gerakan bayi aktif
Pada bayi lahir dengan resiko adalah :
-          Bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram
-          Bayi lahir tidak langsung menangis
-          Keadaan umum bayi lemah
Bayi jangan dimandikan cukup dilap dan dikeringkan dengan kain kering untuk membersihkan darah dan lendir. Tunda sampai beberapa hari sampai keadaan umum bayi membaik yaitu bila bayi sudah lebih kuat, suhu tubuh normal dan stabil dan serta dapat menghisap Asi dengan baik. Semakin kurang berat badan bayi dan kurang umur / kurang bulan, bayi semakin lemah maka penundaan mandi semakin lama.
Gejala Hipotermi.
-          Sejalan dengan menurunkannya suhu tubuh bayi menjadi kurang aktif , letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap Asi dan menangis lemah
-          Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun
-          Timbul Sklerama-kulit mengeras berwarna kemerahan terutama di bagian punggung tungkai dan lengan.
-          Muka bayi berwarna merah terang
-          Hiptermi menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi, jantung, perdarahan terutama pada paru-paru , ikterus, dan kematian.
(Pely. Kesh Neo. Ess 2000 : 7)