A.
Pengertian
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6% dari keseluruhan persalinan.
Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik, mortalitas peritnatal adalah 50
per 1000 kelahiran hidup (Prawirodiharjo).
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada Segmen Bawah Rahim (SBR), sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Rustam). Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada Segmen Bawah Rahim (SBR), sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Rustam). Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.
B.
Klasifikasi
Plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan
plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
Jenis plasenta previa :
1.
Plasenta previa totalis : seluruh
pembukaan jalan lahir tertutup plasenta
2.
Plasenta previa lateralis/parsialis :
sebagian pembukaan jalan lahir tertutup plasenta
3.
Plasenta previa marginalis : pinggir
plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
4.
Plasenta letak rendah : plasenta yang
letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, tapi belum sampai menutupi
pembukaan jalan lahir.
Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas
pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
Karena klasifikasi tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan fisiologis,
maka klasifikasi akan berubah setiap waktu. Plasenta previa terjadi kira-kira 1
diantara 200 persalinan.
C.
Etiologi
Plasenta previa pada primigravida yang berumur > 35
Tahun, 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur <
25 Tahun. Plasenta previa dapat terjadi pada :
1.
Keadaan endometrium yang belum matang
dan plasenta lebih besar dan tipis
2.
Diperkirakan terdapat definisi
endometrium dan desi dua pada segmen atau uterus, sehingga plasenta akan meluas
dan mendapatkan suplai darah. Hal ini didapatkan pada multipara dengan jarak
kehamilan yang pendek dan endometrium hipoplastis yaitu menikah dan hamil pada
usia yang masih sangat muda
3.
Endometrium memiliki cacat karena bekas
persalinan yang berulang-ulang, kurretage manula plasenta dan bekas operasi
4.
Pada korpus luteum yang bereaksi lambat
disebabkan karena endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
5.
Adanya tumor seperti myoma uteri dan
polip endometrium
6.
Dan terkadang plasenta previa ini terjadi
karena keadaan malnutrisi.
Gambaran klinik
1.
Perdarahan tanpa rasa nyeri
2.
Darah berwarna merah segar
3.
Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(pintu atas panggul)
4.
Kelainan letak plasenta
Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa
alasan tanpa rasa nyeri, biasanya timbul pada bulan ketujuh dan kepala janin
tinggi dimana kepala tidak dapat mendekati pintu letak lintang, perdarahan
timbul tanpa sebab apapun dan berulang secara tiba-tiba dan lebih banyak
mangeluarkan darah dari sebelumnya. Maka sesegera mungkin pasien datang ke
Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan.
D.
Penentuan letak
plasenta previa
1.
Penentuan letak plasenta secara
langsung.
Perabaan fornises / melalui kanalis servikalis, berbahaya
karena dapat menimbulkan perdarahan banyak.
2.
Penentuan letak plasenta tidak langsung
USG adalah cara yang sangat tepat, karena tidak
menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya & tidak menimbulkan rasa
nyeri.
3.
Diagnosis
Setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa, solusio plasenta dll.
Setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa, solusio plasenta dll.
4.
Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28 Minggu
berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida. Banyak
perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan
hematokrit.
5.
Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP, apabila
presentasi kepala biasanya kepala masih terapung diatas PAP & sukar
didorong ke dalam PAP.
6.
Pemeriksaan inspekulo
Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks & vagina, seperti erosio
porsionis uteri, karsinoma porsio uteri, polipus serviks uteri, varises vulva
& trauma. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum harus
dicurigai plasenta previa.
E.
Penanganan
Prinsip dasar penanganan
Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera
dikirim ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan transfusi darah
& operasi
1.
Penanganan pasif
-
Jika perdarahan diperkirakan tidak
membahayakan
-
Janin masih premature dan masih hidup
-
Umur kehamilan kurang dari 37 Minggu
-
Tafsiran berat janin belum sampai 2500
gram
-
Tanda persalinan belum mulai dapat
dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan
lebih baik
-
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam
(VT)
-
Tangani anemia
-
Untuk menilai banyaknya perdarahan
harus lebih didasarkan pada pemeriksaan hemoglobin & hematokrit secara
berkala, dari pada memperkirakan banyaknya darah yang hilang pervaginam.
Tujuan penanganan pasif : Pada kasus tertentu sangat
bermanfaat untuk mengurangi angka kematian neonatus yang tinggi akibat
prematuritas. Pada penanganan pasif ini tidak akan berhasil untuk angka
kematian perinatal pada kasus plasenta previa sentralis
2.
Penanganan aktif
-
Perdarahan dinilai membahayakan
-
Terjadi pada kehamilan lebih dari 37
Minggu
-
Tafsiran berat janin lebih dari 2500
gram tanda persalinan sudah mulai
-
Pemeriksaan dalam boleh dilakukan di
meja operasi
Terdapat 2
pilihan cara persalinan :
1.
Persalinan pervaginam
Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta
& bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung. Sehingga
perdarahan berhenti.
Dilakukan dengan cara :
-
Pemecahan selaput ketuban karena
a.
Bagian terbawah janin menekan plasenta
dan bagian plasenta yang berdarah
b.
Bagian plasenta yang berdarah dapat
bebas mengikuti regangan segmen bawah uterus sehingga pelepasan plasenta dapat
dihindari
2.
Pemasangan Cunam Willett dan versi
Braxton Hiks
Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan
untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Prognosis
Pada plasenta previa dengan penanggulangan yang baik maka kematian ibu rendah sekali, tapi jika keadaan janin buruk menyebabkan kematian perinatal prematuritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar