STRUKTUR, FUNGSI DAN SIKRULASI PLASENTA
Plasenta berasal dari
lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu
untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri
selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta terbentuk pada kira-kira minggu ke-8
kehamilan berasal dari bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri
dan tetap terikat kuat pada endometrium sampai janin lahir.
Struktur Placenta
a.
Plasenta
merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena merupakan
alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya.
b.
Berbentuk
bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal
lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram.
c.
Letak
plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus uteri.
d.
Plasenta
dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
e.
Pada
penampang sebuah plasenta,yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa
plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dibentuk oleh jaringan anak
dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan
anak disebut piring penutup (membrana chorii), yang dibentuk oleh amnion,
pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi. Bagian yang terbentuk dari
jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua
compacta dan sebagian dari desidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan
plasenta.
f.
Jumlah
total kotiledon tidak bertambah sepanjang gestasi. masing-masing kotiledon
terus tumbuh walaupun tidak terlalu aktif pada minggu-minggu terakhir.
Ultrastruktur trofoblas
Dipermukaan sinsitium tampak jelas mikrofilus, setara dengan
bushborder yang terlihat pada mikroskop cahaya. Keberadaan vesikel dan fakuol
pinositotik berkaitan dengan fungsi absorbsi dan sekretorik placenta. Lapisan
dalam vilus-sitrotofoblas, menetap sampai kehamilan aterm, walaupun sering
tertekan ke lamina basalis trofoblas dan mempertahankan ultrastrukturnya.
Vilikorionik.
Vilus pertama kali dapat dikenali
dengan mudah pada placenta manusia dapat dikenali setelah hari ke 12 setelah
fertilisasi. Saat korda mesenkim yang berasal dari sitotrofoblas menginfasi
kolom trofoblas padat terbentuk vilus sekunder. Setelah terjadi angiogenesis
dari inti mesenkim insitu, vilus yang terbentuk disebut vilus terseir.
Sinus-sinus vena ibu telah terbuka pada awal proses inplantasi tetapi sampai
hari ke 14 – 15 setelah fertilisasi darah arteri ibu belum masuk ke ruang antar
vilus. Pada sekitar hari ke 17 pembuluh darah janin sudah berfungsi dan telah
terbentuk sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta terbentuk sempurna saat
pembuluh darah janin sudah berfungsi, dan telah terbentuk sirkulasi placenta.
Sirkulasi janin placenta terbentuk sempurna saat pembuluh darah mudigah bertemu
dengan pembuluh darah korion. Pada awal kehamilan vilus tersebar diseluruh
perifer membran korion. Vilus yang berkontak dengan desidua basalis
berproliferasi untuk membentuk korion frondosum yang merupakan komponen janin
placenta. Vilus yang berkontak dengan desidua kapsularis akan berhenti tumbuh
dan mengalami degenerasi menjadi korion leave. Sampai menjelang akhir bulan ke
3 korion leave akan dipisahkan oleh rongga eksosoelum. Setelah itu korion dan
amnion akan berkontak secara erat.
Fungsi Plasenta
1.
Nutrisi
: memberikan bahan makanan pada janin
2.
Ekskresi
: mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3.
Respirasi
: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4.
Endokrin
: menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya.
5.
Imunologi
: menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6.
Farmakologi
: menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang
diberikan
melalui ibu.
7.
Proteksi
: barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
diragukan, karena pada kenyataannya janin sangat mudah terpapar infeksi /
intoksikasi yang dialami ibunya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar