Konseling
A. Definisi Konseling
Konseling merupakan proses pemberian informasi
obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang
sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah
tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan
komunikasi, dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan,
orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya
dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang
kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas
dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang
lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang
mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk
mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan
ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
B. Tujuan Konseling
Tujuan konseling adalah :
- Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitasindividu dalam pengambilan keputusan secara tepat.
- Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.
- Perubahan sikap dan tingkah laku.
C. Langkah Konseling
Ada 3 langkah pokok konseling yang harus dilaksanakan
yaitu : (a) Pendahuluan, menciptakan kontak mengumpulkan data klien untuk
mencari tahu penyebabnya; (b) Bagian inti/ pokok , mencari jalan keluar dan
menentukan jalan keluar yang harus dipilih; (c) Bagian akhir, penyimpulan dari
seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan
berikutnya.
D. Prinsip Dasar Konseling
Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam
sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang sesuai dengan profesinya yang
meliputi (HOPSAN, 1978) : (1) Pengajaran; (2) nasehat dan bimbingan ; (3)
pengambilan tindakan langsung; (4) pengelolaan; (5) konseling.
E. Fungsi Konseling Kebidanan
Fungsi konseling adalah :
- Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
- Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural dan lingkungan .
- Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
- Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan.
F. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling
Hal yang harus diperhatikan dalam konseling adalah :
- Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari orang lain yang mempunyai dampak terhadap diri kita. Contoh : bidan otoriter kepada klien -> feed back negatif.
- Sikap Konselor (Bidan) menurut “Rogers”, yaitu :
a. Acceptance(Menerima) : Konselor menunjukkan sikap
menerima, sehingga konseli merasa tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi
melainkan konseli merasa bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri. Terima
klien dengan sikap terbuka dan apa adanya. Konselor memperhatikan tanpa pamrih,
tanpa menguasai klien. Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli,
apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan pada klien untuk mengemukakan
keluhan-keluhannya.
b. Sikap tidak menilai
c. Sikap percaya terhadap konseli
- Alam pikiran dari konseli ?dilihat dari dalam diri konseli sendiri
- Situasi konseling, persamaan persepsi sampai mendapat pengertian.
G. Teknik Konseling
Teknik konseling ada 3 yaitu :
- Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan konseling adalah dari konselor.
- Pendekatan non-directive atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.
- Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseli.
H. Proses Konseling
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :
- Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.b. Memperkenalkan diri. c. Menciptakan suasana nyaman dan aman. d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).S :Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala). O :Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).
L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner
(kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat).
R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap
bersahabat).
e. Bersabar
f. Tidak memotong pembicaraan klien
- Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah (1) fisik, (2) emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6) struktural.
- Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.
I. Faktor Penghambat Konseling
Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
- Faktor individualKeterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari : (a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks; (b) sudut pandang terhadap nilai-nilai; (c) faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status sosial; (d) bahasa.
- Faktor yang berkaitan dengan interaksi, (a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi; (b) sikap terhadap interaksi; (c) pembawaan diri terhadap orang lain; (d) sejarah hubungan.
- Faktor situasional
- Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah : (a) kegagalan informasi penting; (b) perpindahan topik bicara; (c) tidak lancar; (d) salah pengertian.
J. Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah
kemandirian klien dalam :
- Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat.
- Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan.
- Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
- Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar