Materi ke 4
Depresi Pasca Kelahiran
(Post Partum Blues)
4.1.1 Pengertian Post Partum Blues
Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai
maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek
ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
4.1.2 Penyebab Post Partum Blues
Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang
ringan, tetapi bila tidak ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan
tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat
berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin
yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan perkawinan
dengan suami dan perkembangan anknya.
4.1.3 Gejala Post Partum Blues
Gejala-gejala yang terjadi: reaksi
depresi/sedih/disforia, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas,
labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan.
4.1.4 Gambaran Klinik, Pencegahan dan
Penatalaksanaan
Banyak factor yang dianggap mendukung pada sindroma ini:
1. Faktor hormonal yang terlalu
rendah
2. Faktor demografik yaitu umur dan
parietas
3. Pengalaman dalam proses kehamilan
dan persalinan
4. Latar belakan psikososial yang
bersangkutan
Cara mengatasinya adalah dengan mempersiapkan persalinan
dengan lebih baik, maksudnya disini tidak hanya menekankan pada materi tapi
yang lebih penting dari segi psikologi dan mental ibu.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
1. beristirahat ketika bayi tidur
2. erolah raga ringan, ikhlas dan
tulus dengan peran baru sebagai ibu
3. tidak perfeksionis dalam hal
mengurusi bayi
4. bicarakan rasa cemas dan
komunikasikan
5. bersikap fleksibel dan bergabung
dengan kelompok ibu-ibu baru
6. kempatan merawat bayi hanya dating
satu kali
4.2 Depresi Post Partum
4.2.1 Pengertian Depresi Post Partum
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7
hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun
bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post
parum adalah depresi yang bervariasi
dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu
makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan
suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa
mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara
social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian
hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi,
terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung
terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
4.2.2 Penyebab Depresi Post Partum
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait
dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone.
Pitt(regina
dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum:
1. factor konstitusional
2. factor fisik yang etrjadi karena
ketidakseimbangan hormonal
3. factor psikologi
4. factor social dan karateristik ibu
4.2.3 Gejala Depresi Post Partum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah
trias depresi yaitu:
1. berkurangnya energi
2. penurunan efek
3. hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post
partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. trauma terhadap intervensi medis
yang terjadi
2. kelelahan dan perubahan mood
3. gangguan nafsu makan dan gangguan
tidur
4. tidak mau berhubungan dengan orang
lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya
atau dirinya sendiri.
4.2.4 Gambaran Klinik, Pencegahan dan
Penatalaksanaan
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum
merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan
dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1. keadaan hormonal
2. dukungan sosial
3. emotional relationship
4. komunikasi dan kedekatan
5. struktur keluarga
6. antropologi
7. perkawinan
8. demografi
9. stressor psikososial dan
lingkungan
Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post
partum adalah prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen.
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai
anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan
mengabaikan ibu bila terlihat sedang
sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. beristirahat dengan baik
2. berolahraga yang ringan
3. berbagi cerita dengan orang lain
4. bersikap fleksible
5. bergabung dengan orang-oarang baru
6. sarankan untuk berkonsultasi
dengan tenaga medis
4.3 Post Partum Psikosa
4.3.1 Pengertian Post Partum Psikosa
Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6
minggu setelah melahirkan.
4.3.2 Penyebab Post Partum Psikosa
Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau
masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita
tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.
4.3.3 Gejala Post Partum Psikosa
Gejala yang sering terjadi adalah:
1. delusi
2. halusinasi
3. gangguan saat tidur
4. obsesi mengenai bayi
4.3.4 Gambaran Klinik, Pencegahan dan
Penatalaksanaan
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena
perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi
euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam
beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh
sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa
cepat.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota
keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta
memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.
Saran kepada penderita untuk:
1. beristirahat cukup
2. mengkonsumsi makanan dengan gizi
yang seimbang
3. bergabung dengan orang-orang yang
baru
4. bersikap fleksible
5. berbagi cerita dengan orang
terdekat
6.sarankan untuk berkonsultasi dengan
tenaga medis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar