PROSES KEHAMILAN
1.
Ovulasi
Ovulasi adalah proses
pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Menurut
umur wanita, jumlah oogonium adalah
Bayi Baru Lahir : 750. 000
Umur 6 - 15 tahun : 439. 000
Umur 16 - 25 tahun : 159. 000
Umur 26 - 35 tahun : 59. 000
Umur 36 - 45 tahun : 34. 000
Masa menopause : semua hilang
Selama masa subur
berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi.
a. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis).
Asalnya
:
b. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang
menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor folikuli.
c. Desakan
folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai
devaskularisasi.
d. Selama
pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang
dapat mempengaruhi :
-
Gerakan dari
tuba yang mendekati ovum
-
Gerakan sel
rambut lumen tuba makin tinggi
-
Peristaltik tuba
makin aktif
Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam
tuba makin deras menuju uterus.
e. Dengan
pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi poelepasan
ovum yang disebut ovulasi.
f. Dengan
gerakan aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah
dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum
pick up mechanism.
g. Ovum
yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk
pematangan pertama, artinya telah siap dibuahi.
2.
Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks.
-
Spermatogonium
berasal dari sel primitive tubulus.
-
Menjadi
spermatosit pertama.
-
Menjadi
spermatosit kedua.
-
Menjadi
spermatid.
-
Akhirnya
spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi
mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis,
dan sel interstitial leyding sehingga spermatogonium dapat mengalami proses
mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas
:
-
Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung
inti.
-
Leher : penghubung antara kepala dan ekor.
-
Ekor : panjang sekitar 10 kali kepala,
mengandung energi sehingga dapat bergerak.
Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia
wanita dapat hidup selam tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
3.
Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses
konsepsi / mata rantai fertilisasi dapat berlangsung sebagai berikut :
a. Ovum
yang dilepaskan dalam proes ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang
mengadung persediaan nutrisi.
b. Pada
ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengh sitoplasma yang disebut
vitellus.
c. Dalam
perjalanan korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
kedalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi
terjadi pada pars ampularis tuba :
-
Tempat yang
paling luas.
-
Dindingnya penuh
jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
-
Ovum mempunyai
waktu terlama dalam ampula tuba.
e. Ovum
siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
-
Spermatozoa
ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
- Dalam kavum
uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari “liproteinnya“
sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
-
Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba.
-
Spermatozoa
hidup selama 3 hari dalam genetalia interna.
- Spermatozoa akan
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona
pelusida dengan proses enzimatik hialuronidase.
- Melalui
“stomata” spermatozoa memasuki ovum.
- Setelah
kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
- Kedua
inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
4.
Nidasi
(Implantasi)
Nidasi
adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu
simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika
blastula mencapai rongga rahim jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang
mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
Blastula dengan bagian yang berisi
massa sel dalam (inner-cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua,
menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Inilah sebabnya,
kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda
Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri.
Bila nidasi telah terjadi,
dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak
dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan
sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka
terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) di antara amnion
dan yolk sac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang
tumbuh di sekitar mudenganah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka
terbentuklah sekat korionik (corionic membrane) yang kelak menjadi korion.
Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan :
-
Sitrofoblas, di
sebelah dalam.
-
Sinsitiotrofoblas,
di sebelah luar.
Vili koriales yang berhubungan
dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang, dan di sebut corion frondosom. Sedangkan
yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga
akhirnya menghilang, disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi
trofoblas dihasilkan hormone Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
5. Plasentasi dan Mukosa Rahim
Plasentasi merupakan pertumbuhan dan perekembangan
korion. Mukosa rahim yang tidak hamil terdiri atas stratum kompakta dan stratum
spongiosa. Desudua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
-
Desidua basalis
: terletak di antara hasil konsepsi dan dinding rahim, di sinilah plasentasi
terbentuk.
-
Desidua
kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kea rah rongga rahim, yang lama
kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
-
Desidua vera
(parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin
karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan bayi dan begitu pula
sebaliknya.
6. Cairan Amnion
Bersifat alkali disebut basa PH >7. Jumlah
meningkat secara bertahap sampai 1000 ml. Cairan amnion berfungsi :
-
Untuk proteksi
janin.
-
Mencegah
pelekatan janin dengan amnion.
-
Agar janin dapat
bergerak dengan bebas.
-
Regulasi
terhadap panas dan perubahan suhu.
-
Mungkin untuk
menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang kemudian
dikeluarkan melalui kencing janin.
-
Meratakan
tekanan intra-uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
-
Peredaran air
ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira
350-500 cc.
7. Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)
Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng
embrional yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur yaitu :
-
Sel-sel
ektodermal.
-
Sel-sel
mosedermal.
-
Sel-sel
entodermal.
Ruang amnion akan bertumbuh pesat mendesak
exocoeloma, sehingga dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas di antara
ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut body stalk, yang
merupakan jembatan antar mudigah dengan dinding trofoblas. Body stalk kelak
menjadi tali pusat. Pada tali pusat ini terdapat :
-
Jelly Wharton :
jaringan lembek yang berfungsi untuk melindungi pembuluh darah.
-
2 arteri
umbilikalis, 1 vena umbilikalis.
Kedua arteri dan satu vena ini menghbungkan sistem
kardiovaskular janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskular akan terbentuk
kira-kira pada kehamilan minggu kesepuluh.
Perkembangan Janin
4
minggu
|
:
|
Tubuh
fleksi, berbentuk C.
|
8
minggu
|
:
|
Tubuh
hamper terbentuk sempurna, hiduyng datar, mata jauh terpisah, tangan belum
terbentuk. Mata, telinga, hidung, mulut dapat dikenali
|
12
minggu
|
:
|
Tumbuh
kuku, terbentuk manusia, kulit kemerahan
|
16
minggu
|
:
|
Kepala
masih dominan, wjah terlihat sesuai manusia, mata, telinga, hidung terlihat
khas, tumbuh rambut kulit kepala
|
20
minggu
|
:
|
Vernuks
kaseosa, lanugo, kaki memanjang terlihgat kelenjar sebasea
|
24
minggu
|
:
|
Kulit
kemerahan dan keripput, terlihat vernik kaseosa dan kelenjar keringat.
|
28
minggu
|
:
|
Tubuh
terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku
|
32
minggu
|
:
|
Lemak
subcutan mulai terkumpul, kulit kemerahan dan lembut
|
36
minggu
|
Kulit
kemerahan, tubuh melingkar, lanugo menghilang
|
|
40
minggu
|
Kulit
halus dan kemerahan, rambut > banyak, lanugo pada bahu dan kemerahan bagi
atas testis turun, labia mayora berkembang
|
Menentukan Usia Kehamilan
Cara menentukan :
a. Menggunakan
rumus Neagle
-
Umur kehamilan
berlangsung 288 hari
-
Dasarnya HPHT
(Hari Pertama Haid Terakhir)
-
Rumus : hari +
7, bulan -3, tahun +1
Contoh :
HPHT : 12 – 08 – 2007
+7 -3 +1
19
– 05 – 2008
b. Gerakan
pertama fetus.
c. Perkiraan
TFU (Tinggi Fundus Uteri).
d. Penentuan
usia hamil dengan USG.
Umur kehamilan berdasarkan TFU
Tinggi
Fundus Uteri
|
Umur Kehamilan
|
·
2-3 jari
diatas simfisis
·
½ atau
pertengahan simfisis-pusat
·
2-3 jari di
bawah pusat
·
Setinggi pusat
·
3 jari di atas
pusat
·
Pertengahan
pusat-prosesus xifoideus
·
Setinggi
prosesus xifoideus
·
2 jari di bawah
prosesus xifoideus
|
12 minggu
16 minggu
20 minggu
22 minggu
28 minggu
34 minggu
36 minggu
40 minggu
|
Menentukan Periode Kehamilan
Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali
kunjungan selama periode antenatal:
-
Satu kali
kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu).
-
Satu kali
kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu).
-
Dua kali
kunjungan selama trimester III (antara 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
Kunjungan trimester I
- Bangun
hubungansling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil.
- Deteksi
masalah dan menanganinya.
- Lakukan
tindakan pencegahan seperti : teyanus neonatorum, anemia kekurangan Fe,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
- Mulai
persiapan bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
- Dorongan
perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya).
Kunjungan trimester II
-
Sama seperti
trimester I di tambah kewaspadaan khuusnya mengenai preeklamsi dengan
gejala-gejala, pantau tensi, evaluasi edema, periksa proteinuria.
Kunjungan trimester III (antara 28-36 minggu)
-
Sama seperti
trimester II di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui ada tidaknya
kehamilan kembar.
Kunjungan trimester III (setelah 36 minggu)
-
Di
tambah deteksi dini letak bayi yaitu normal atau tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar