CAIRAN DAN ELEKTROLIT
CAIRAN TUBUH.
Tubuh manusia
terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Kebutuhan cairan dan
elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu:
1.
Cairan intraseluler.
Cairan
intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari
cairan tubuh.
2.
Cairan ekstraseluler.
Cairan
ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari
total dari cairan tubuh (Metheny, 1992 dari C.Taylor, C. Lillis dan P. LeMone,
1998). Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravascular dan interstisial.
Cairan intravascular atau plasma merupakan cairan dari komponen darah. Cairan
interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa. Cairan
Total Tubuh (Total Body Water) atau TBW/TBF adalah jumlah total cairan yang
dikeluarkan prosentase dari berat badan.
ELEKTROLIT.
Adalah substansi
ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif
disebut kation dan ion-ion negative disebut anion. Satuan pengukuran elektrolit
menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah
aktivitas secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
Pengaturan
Elektrolit
-
Sodium (Natrium/ Na+) Adalah elektrolit paling banyak terdapat pada cairan
ekstraseluler.
-
Natrium
Berfungsi
mempertahankan keseimbangan air, pengatur utama volume cairan ekstraseluler,
mempengaruhi volume cairan intraseluler, sebagai hantaran impuls saraf dan
kontraksi otot, sebagai dasar elektrolit pada pompa Natrium – Kalium. Natrium
diatur oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urin. Nilai normal sekitar
135-145 mEq/ L (mmol/L).
-
Potassium (Kalium)
Adalah kation yang
paling banyak pada intraseluler. Kalium berfungsi sebagai pengatur aktivitas
enzim sel dan komponen dari cairan sel. Berperan vital pada proses transmisi
dari impuls listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot, intestinal, dan
jaringan paru; metabolisme protein dan karbohidrat. Membantu pada pengaturan
keseimbangan asam basa karena ion K dapat diubah menjadi ion hydrogen.
Pengaturan ion K oleh pompa Natrium, sekresi aldosteron merangsang ekskresi K
dalam urin. Nilai normal Kalium sekitar 3,5 – 5 mEq/L.
-
Calsium (Kalsium).
Berfungsi untuk
transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan
kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan
tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid
dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal. Hormon thyrokalsitonin menghambat penyerapan Kalsium
tulang. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein .
-
Magnesium
Merupakan kation
terbanyak kedua pada cairan intrasel. Berfungsi pada aktivitas enzim,
metabolisme karbohidrat dan protein. Magnesium di absorpsi oleh intestinal dan
diekskresi oleh ginjal. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah
plasma protein.
-
Chlorida (Klorida)
Merupakan cairan
anion ekstraseluler ditemukan di darah, cairan intestinal, dan limpa. Berfungsi
mempertahankan tekanan osmotik darah. Nilai normal klorida sekitar 95 – 105
mEq/L (mmol/L).
-
Bikarbonat
Bikarbonat
merupakan molekul anion. Berfungsi pada keseimbangan asam basa. Di atur oleh
ginjal. Nilai normal sekitar 25 – 29 mEq/ L (mmol/L).
-
Fosfat
Ion fosfat merupakan anion dalam sel tubuh. Berfungsi
sebagai keseimbangan asam basa. Penting pada pembelahan sel dan transmisi dari
herediter. Fosfat diatur oleh PTH (Parathyroid hormon) dan diaktifkan oleh
vitamin D. Nilai normal sekitar 2,5 – 4,5 mEq/L (mmol/L)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
-
Usia.
Kebutuhan intake
cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah
mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
-
Suhu lingkungan
Orang yang tinggal
di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktivitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L per hari.
-
Diet
Diet seseorang
berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin
dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
-
Stress
Stress dapat
meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah dan pemecahan glykogen otot.
Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
-
Sakit
Kondisi sakit
sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh;
misalkan :
1.
Trauma seperti luka bakar akan meningkat kehilangan air melalui IWL.
2.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
3.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
Pergerakan Cairan
Tubuh.
Mekanisme
pergerakan melalui tiga proses:
1.
Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.
2.
Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang
tinggi yang sifatnya menarik.
3.
Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi
karena daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
Sumber Cairan
Tubuh mendapatkan
cairan dari beberapa sumber:
1.
Cairan Ingestif.
2.
Cairan dalam makanan.
3.
Cairan dari oksidasi metabolik.
Pengeluaran Cairan
Cairan tubuh
hilang melalui ginjal dalam bentuk urin, saluran intestinal dalam bentuk feses,
dan melalui keringat. Insensible Water Loss (IWL) adalah kehilangan cairan yang
tidak dapat di persepsikan, sekitar 15-20 ml/24 jam. Pengeluaran cairan melalui
organ-organ.
1.
Ginjal.
a.
Pengatur keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring
setiap hari.
b.
Produksi urin untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
c.
Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/hari.
d.
Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron.
2.
Kulit.
a.
Diatur oleh saraf simpatis.
b.
Rangsangan kelenjar dapat dihasilkan dari aktivitas otot, suhu lingkungan
dan demam.
3.
Paru-paru.
a.
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b.
Cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan
kedalaman napas akibat pergerakan atau demam
4.
Gastrointestinal
a.
Pada kondisi normal cairan yang hilang sekitar 100-200/ hari.
b.
IWL sekitar 10-15 cc/kg BB/24 jam dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap
kenaikan suhu 1°C.
Masalah
Keseimbangan Cairan.
1.
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler.
2.
Hipervolemik adalah penambahan/ kelebihan cairan volume cairan
ekstraseluler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar