KONSEP
EPIDEMIOLOGI
1.
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu secara harfiah terdiri dari Epi (pada/tentang), Demos
(penduduk) dan Logos (Ilmu). Jadi
Epidemiologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang penduduk.
Beberapa definisi Epidemiologi berdasarkah tokoh-tokoh
Epidemiologi :
a.
Hirach (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, distribusi, dan tipe
penyakit manusia
b.
Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu ilmu induktif yang tidak hanya
mendeskripsikan distribusi penyakit, melainkan kesesuaiannya dalam suatu
filosofi yang konsisten
c.
Greewood (1934)
Epidemiologi adalah suatu penyakit sebagai fenomena massal
d.
Lilienfeld (1957)
Epidemiologi adalah studi distribusi suatu penyakit atau kondisi
dalam populasi dan faktor yang mempengaruhi distribusi
e.
Taylor (1963)
Epidemiologi
adalah studi kesehatan atau penyakit dalam populasi
f.
McMahon, Pugh & Ipsen (1970)
Epidemiologi
adalah studi distribusi dan determinan frekuensi penyakit pada manusia
g.
Last, 1988
Epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari penyebaran dan penentu dari keadaan dan
peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan
penerapan dari hasil studi tersebut untuk penanggulangan masalah kesehatan
h.
Noor Nasri Noor, 1997
Epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha memecahkan berbagai
masalah kesehatan pada suatu populasi tertentu
i.
Mac Mahon, 1970 ; Omran, 1974
Epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan status kesehatan
dan kejadiannya dalam suatu populasi.
j.
Azrul Azwar, 1988
Epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Epidemiologi adalah suatu ilmu dasar dari kedokteran
pencegahan dan kesehatan masyarakat yang mempelajari :
a.
Penyakit (status kesehatan)
b.
Frekuensi (enumerasi jumlah yang ada atau
tingkat perkembangan dalam periode waktu spesifik)
c.
Determinan (faktor yg mempengaruhi
distribusi)
d.
Metode (proses yg dilakukan untuk mendeskripsikan
frekuensi & distribusi, rasional ilmiah yang digunakan untuk menentukan kausal
distribusi penyakit dalam populasi)
e.
Populasi (populasi manusia tertentu)
Menurut WHO mendefinisikan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
epidemiologi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang
berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat serta
menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “Studi yang mempelajari Distribusi
dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya
untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan”
2.
SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
a. Hippocrates 460 – 377 SM (Ahli epidemiologi pertama)
1)
Ahli Epidemiologi
yang pertama yang menjelaskan terjadinya penyakit dari dasar yang rasional.
Buku yang ditulis: Epidemic I, Epidemic
II, On Airs, Waters, and Places. Memperkenalkan istilah epidemic dan
endemic
2)
Menyatakan bahwa
“Proses penularan penyakit berkaitan dengan faktor lingkungan”. Tertuang dalam
tulisan “Epidemics” dan catatan “Airs, Waters and Places”.
3)
Masalah penyakit di
masyarakat dan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit
di masyarakat à Konsep epidemiologi pertama
b. Galen 129 – 199 M
1)
Ahli bedah tentara
romawi dan Bapak “Fisiologi Eksperimental” dan pencetus teori miasma yang
menjelaskan faktor prokatartik (cara hidup orang) dan temperamen mempengaruhi
kesehatan dan penyakit.
Teori miasma menjelaskan bahwa
penyakit timbul akibat sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan
pengotoran / polusi udara dan lingkungan.
2)
Menyatakan bahwa
pengaruh lingkungan (geografi dan iklim) disebut miasma (istilah umum untuk
partikel dalam udara). Contoh : Malaria è udara buruk.
c.
Thomas Sydenham
(1624 – 1689)
Dikenal
sebagai “Hippocrates Inggris” dan Bapak Epidemiologi. Menjelaskan bahwa
atmosfer mengakibatkan perubahan konstitusi epidemik
d.
Noah Webster (1758
– 1843)
Pengumpul
American Dictionary. Menjelaskan
bahwa epidemik berkaitan dengan faktor lingkungan
e.
Pengembang Konsep
Kontagion dan Teori Germ Penyakit
Teori
kontagion menjelaskan tentang suatu penyakit terjadi karena terjadi proses
kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Dengan kata lain sebagai
suatu penularan penyakit atau zat penular. Contoh : bersentuhan, berciuman,
hubungan seksual, pemakaian jarum sunti bersamaan, handuk dan alat makan, dll.
Sedangkan
teori germ (teori jasad renik) dikenal karena pengaruh ditemukannya mikroskop
sebagai suatu alat yang bisa melihat kuman (mikroorganisme) yang dianggap
sebagai timbulnya suatu penyakit.
1)
Hieronymous
Frascastorius (1478 – 1553)
Seorang sastrawan dan dokter
dari Italia. Menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh “germ”. Penyakit
ditransmisikan dari orang ke orang melalui suatu partikel yang sangat kecil
2)
Igmatz Semmelweis
(1818 – 1865)
Seorang Ahli Obstetri dari
Hungaria. Menjelaskan bahwa demam nifas dapat direduksi jika para dokter
mencuci tangan sebelum menolong persalinan
3)
Edward Jenner
Seorang penemu vaksin cacar )di
akhir tahun 1700). Mendukung teori Fracastorius dan menerima teori germ
penyakit
4)
Louis Pasteur
Berkontribusi dalam menguatkan
teori germ penyakit dengan mendemonstrasikan efektivitas imunisasi pada
pencegahan rabies dalam tahun 1885. Namun belum mampu mengisolasi virus rabies è menghalau teori miasma
f.
Tokoh Kelahiran
Vital Statistik
1)
John Graunt (1662)
Seseorang yang melakukan
analisis data mortalitas dalam tahun 1662. Dia juga melakukan kuantifikasi yang
pertama dari pola kelahiran, kematian dan kejadian penyakit. Selain itu,
mencatat perbedaan laki-laki dan perempuan, kematian bayi yang tinggi,
perbedaan urban-rural, dan variasi musiman.
2)
Willian Farr (1839)
Seseorang yang melakukan
pengumpulan data secara sistematik dan statistik kematian di Inggris. Dia
dikenal sebagai Bapak Statistik vital moderen dan surveilens. Dia memperluas
analisis data morbiditas dan mortalitas epidemiologi serta melihat efek status
perkawinan, pekerjaan dan ketinggian
g.
Tokoh pada Studi
Epidemiologi Klasik Awal
1)
James Lind
Seseorang yang melakukan studi
epidemiologi ekperimen pada etiologi dan pengobatan scurvy (1753) dengan hasil
bahwa dengan memakan jeruk merupakan obat untuk scurvy
2)
P L Panum
Seseorang yang mempelajari studi
epidemiologi klasik tentang penyakit campak di pulau Faroe (1875)
3)
John Snow (1813 – 1858)
Sebagai ahli anestesi dan
melakukan serial investigasi kolera di London. Dikenal sebagai Bapak
Epidemiologi Lapangan yang melakukan studi epidemik kolera (1854).
Melakukan penelitian tentang
penyebab kematian karena kolera di London 1848-1849 dan 1853-1854). Menjelaskan
bahwa terdapat asosiasi antara sumber air minum dan kematian akibat kolera,
dimana penyakit kolera menyebar karena adanya air yang terkontaminasi.
4)
Doll and Hill dkk (
1950-an)
Mempelajari huungan. antara
merokok dan kanker paru dan melakukan studi follow-up
jangka panjang terhadap para dokter di Inggris. Dengan hasil bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara kebiasaan merokok dan perkembangan kanker paru. Pelopor
epidemiologi klinik.
5)
(Dawber, Kannel, dan
Lyell, 1963. Gordon, Castelli, Hjortland, Kannel, dan Dawber, 1977)
Melakukan riset epidemiologi
pada penyakit kronik
6)
(Freedman, Chear,
Srinivasan, Webber, dan Berenson, 1985)
Bogalusa Heart Study
7)
(Stamler,
Wentworth, dan Neaton, 1986)
Multiple Risk Factor Intervention Trial
PERISTIWA BERSEJARAH EPIDEMIOLOGI
Cukup banyak peristiwa-peristiwa penting bersejarah
sepanjang perjalanan waktu epidemiologi dari masa kemasa. Sebagian diantaranya
dapat disebutkan disini, yaitu :
a.
The Black Death
Pada abad ke
13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh dunia,
disebut The Black Death (penyakit
sampar, pes, Bubonic plague). Penyakit sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia
pestis yang menginfeksi rodensia (terutama tikus), lalu menular ke manusia
melalui gigitan kutu (flea). Penyakit sampar menyebabkan demam, pembengkakan
kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit, sehingga wabah sampar disebut
Bubonic Plague ( bubo‘ artinya
inflamasi dan pembengkaan kelenjar limfe). The
Black Death membunuh hampir 100 juta penduduk di seluruh dunia dalam tempo
300 tahun. Hampir sepertiga populasi Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena
penyakit tersebut. Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan
India. Timur Tengah dan benua Afrika juga mengalami epidemic tersebut. Meskipun
jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh
400,000 orang di Suriah.
Secara
tradisi The Black Death diyakini
disebabkan oleh salah satu dari tiga bentuk Yersinia pestis (bubonik, pneumoni,
dan spetikemik). Tetapi beberapa ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu
disebabkan suatu virus yang menyerupai Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi
molekuler dari Universitas Liverpool, Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott,
menganalisis sejarah Bubonic Plague dan
menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer. Berdasarkan
analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab wabah sampar
bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung dari manusia
ke manusia.
Menurut
Profesor Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam mendadak, nyeri,
perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang menimbulkan bercak-bercak
di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan dan Scott menamai epidemi
penyakit sampar “wabah hemoragis” (haemmorhagic
plague), bukan Bubonic Plague yang
lebih menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.
b. Cacar dan Vaksinasi Edward Jenner (1749–1823).
Edward
Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman, disebut
vaksinasi. Cacar merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan manifestasi
klinis berat dan sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus Variola major
atau Variola minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal dari kata
Latin (varius) yang berarti bercak atau gelembung kulit. Terma (smallpox) dalam bahasa Inggris digunakan
pertama kali di Eropa pada abad ke 15 untuk membedakan cacar dengan”great pox” (sifilis). Masa inkubasi
sekitar 12 hari. Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di
bawah kulit, mulut dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini menyebabkan
keropeng (ruam) berbentuk makulopapular, kemudian membentuk gelembung kulit
berisi cairan. Penderita cacar mengalami keropeng kulit, sehingga disebut “speckled monster” (monster bernoda).
Selain itu cacar menyebabkan kebutaan karena ulserasi kornea dan infertilitas
pada penderita pria. Variola major lebih sering dijumpai, menyebabkan bentuk
klinis yang berat, dengan lebih banyak keropeng kulit, panas yang lebih tinggi,
dengan Case Fatality Rate (CFR) 30-35%.
Angka kematian karena Variola major pada anak bisa mencapai 80%. Variola minor
memberikan manifestasi klinis yang lebih ringan disebut alastrim, lebih jarang
terjadi, dengan angka kematian sekitar 1% dari korban.
c. Wabah Kolera
Pada
1816-1826 terjadi pandemi pertama kolera di berbagai bagian dunia. Penyakit itu
menyerang korban dengan diare berat, muntah, sering kali berakibat fatal.
Pandemi dimulai di Bengal (India), lalu menyebar melintasi India tahun 1820.
Sebanyak 10,000 tentara Inggris dan tak terhitung pada penduduk India meninggal
selama pandemi tersebut. Pandemi kolera meluas ke China, Indonesia (lebih dari
100,000 orang meninggal di pulau Jawa saja), dan Laut Kaspia, sebelum akhirnya mereda.
Kematian di India antara 1817-1860 diperkirakan mencapai lebih dari 15 juta
jiwa. Sebanyak 23 juta jiwa lainnya meninggal antara 1865-1917. Kematian
penduduk di Rusia pada periode yang sama mencapai lebih dari 2 juta jiwa.
Pandemi kolera kedua terjadi 1829-1851, mencapai Rusia, Hungaria (sekitar
100,000 orang meninggal) dan Jerman pada 1831, London pada 1832 (lebih dari
55,000 orang meninggal di Inggris), Perancis, Kanada (Ontario), dan Amerika
Serikat (New York) pada tahun yang sama, pantai Pasifik Amerika Utara pada
1834. Outbreak selama dua tahun terjadi di Inggris dan Wales pada 1848 dan
merenggut nyawa 52,000 jiwa.
d. Influenza Besar (1918 - 1919 )
Pada Maret
1918 hingga Juni 1920 terjadi pandemi luar biasa yang disebut Influenza Besar
(Flu Spanyol, The Great Influenza).
Peristiwa itu dianggap pandemi yang paling mematikan dalam sejarah kemanusiaan.
Penderita flu meninggal dalam tempo beberapa hari atau beberapa jam sejak
gejala klinis. Virus influenza strain subtipe H1N1 yang sangat virulen diperkirakan
menyerang 500 juta orang di seluruh dunia dan membunuh 50 hingga 100 juta orang
hanya dalam waktu 6 bulan. Tidak seperti outbreak
influenza lainnya, wabah Flu Spanyol tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi
juga anak-anak. Sebuah studi mengatakan, wabah itu menyerang 8-10 persen dari
semua dewasa muda.
3.
RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
Pada awalnya epidemiologi hanya
mempelajari penyakit yang bersifat menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan
lebih lanjut, epidemiologi juga mempelajari penyakit tidak menular juga kronis,
masalah sosial/prilaku, penilaian terhadap pelayanan kesehatan, serta di luar
bidang kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi, meliputi :
a.
Epidemiologi Penyakit
Menular
b.
Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular
c.
Epidemiologi Klinik
Bentuk ini merupakan salah satu
bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan
untuk membekali para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui
disiplin ilmu epidemiologi.
d.
Epidemiologi Kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu
epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam menganalisis
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di
dalam masyarakat.
e.
Epidemiologi Gizi
Digunakan dalam analisis
masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai
faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
f.
Epidemiologi Pelayanan
Kesehatan
Bentuk ini merupakan salaah
satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor
penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunana rencana pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
g.
Epidemiologi Lingkungan
dan Kesehatan Kerja
Bentuk ini merupakan salah satu
bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga
kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup
para pekerja
h.
Epidemiologi Kesehatan
Jiwa
Merupakan salah satu dasar
pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang
mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
i.
DLL
Ruang
Lingkup Epidemiologi :
a.
Definisi penyakit
b.
Kejadian penyakit
c.
Penyebab penyakit
d.
Keluaran penyakit
e.
Pengelolaan penyakit dan pencegahan penyakit
4.
MACAM-MACAM EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana
distribusi penyakit dan bagaimana berbagai komponen menjadi faktor
penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut,
epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi
dapat dibagi dalam beberapa metode.
Metode Epidemiologi adalah cara
pendekatan ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya
peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3, yaitu :
Macam-macam metode
Epidemiologi, yaitu :
a.
Deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang
frekuensi dan distribusi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan
tentang frekuensi dan distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan
menunjukan tentang besarnya masalah itu dalam pertanyaan mengenai faktor who (siapa), where (dimana) dan when
(kapan).
1)
Siapa
Merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan
di jawab dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa mengenai
variable umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan. Faktor-faktor ini biasa disebut sebagai variabel
epidemiologi/demografi. Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk
menderita sakit atau mendapatkan resiko, biasanya disebut population at risk (populasi berisiko).
2)
Dimana
Pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana
masyarakat tinggal atau bekerja atau dimana saja ada kemungkinan mereka
menghadapi masalah kesehatan. Faktor tempat ini dapat berupa kota (urban), dan
desa (rural), pantai dan pegunungan, daerah pertanian, industri, tempat
bermukim atau bekerja.
3)
Kapan
Kapan kejadian penyakit berhubungan juga dengan
waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, musim
hujan dan musim kering.
Contoh :
“Banyaknya penderita TBC di daerah
Sulawesi Selatan adalah 25.000 lelaki pada tahun 1992. ”
b.
Analitik
Adalah menegakkan hipotesis tentang
hubungan sebab akibat terjadinya keadaan kesehatan atau penyakit serta menguji
hipotesis melalui pengamatan langsung dengan menilai sifat penyebaran alamiah dalam
masyarakat. Menjawab : Why.
Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi
untuk menganalisis faktor penyebab (determinant)
msalah kesehatan. Disini diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan
kenapa (why) apa penyebab terjadinya
masalah itu.
Contoh :
“Setelah ditemukan secara deskriptif
bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih
lanjut apakah rokok itu merupakan faktor determinan/penyebab terjadinya kanker
paru.”
c.
Eksperimental
Adalah melakukan analisis
secara langsung tentang hubungan sebab akibat melalui percobaan-percobaan, baik
di laboratorium maupun di masyarakat.
Salah satu hal yang perlu dilakukan
sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya suatu luaran
(output = penyakit), adalah diuji
kebenaranya dengan percobaan (eksperimen).
Contoh :
“Jika rokok dianggap sebagai
penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen jika rokok dikurangi maka
kanker paru akan menurun atau sebaliknya. Untuk ini dilakukan perbandingan
antara kelompok orang yang merokok dengan orang yang tidak merokok, kemudian
dilihat jumlah penderita penyakit kanker paru untuk masing-masing kelompok.
Dari perbedaan yang ada dapat disimpulkan ada atau tidaknya pengaruh rokok
terhadap penyakit kanker paru tersebut.
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainya saling berkaitan dan mempunyai peranan
masing-masing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan masalah
epidemiologi dimulai dengan epidemiologi deskriptif, lalu diperdalam dengan
epidemiologi analitik dan disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental.
Jenis-jenis epidemiologi dapat juga
dilihat dari aspek lain sehingga ditemukan berbagai jenis epidemiologi lainya.
Misalnya ada epidemiologi penyakit menular, kependudukan, kesehatan reproduksi,
statistik, farmasi,dll.
5.
KEGUNAAN / PERANAN EPIDEMIOLOGI
Dari
kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab
masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi
diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a.
Mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu
masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk pencegahan dan
penanggulangannya.
b.
Menyiapkan data
atau informasi untuk keperluan perencanaan program dengan menilai status kesehatan
masyarakat serta memberi gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
c.
Membantu menilai
berbagai hasil dari setiap bentuk program kesehatan
d.
Mencari dan
mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakut serta cara
menanggulanginya, baik penyakit perorangan (dianalisis dalam kelompok) maupun
Kejadian Luar Biasa adalm masyarakat
6.
PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI
Adapun prinsip-prinsip
epidemiologi adalah :
a.
Mempelajari
sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.
b.
Menunjuk kepada
banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada populasi yang dinyatakan dengan
frekuensi atau rasio
c.
Menunjuk kepada
banyaknya masalah kesehatan yang diperinci menurut keadaan tertentu (waktu,
tempat, orang yang mengalami masalah)
d.
Merupakan kegiatan
tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga diperoleh
kejelasan dari masalah tersebut.
7.
TERJADINYA PENYAKIT / MASALAH KESEHATAN
Proses terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan di masyarakat meliputi beberapa teori yaitu :
a.
Penyakit timbul
karena gangguan makhluk halus.
b.
Teori Hypocrates,
bahwa penyakit timbul karena pengaruh lingkungan terutama: air, udara, tanah,
cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam lingkungan).
c.
Teori Humoral,
dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan keseimbangan cairan
dalam tubuh.
d.
Teori Miasma,
penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan
pengotoran udara dan Iingkungan.
e.
Teori jasad renik
(teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi teori
imunitas.
f.
Teori nutrisi dan
Resistensi, hasil pengamatan berbagai pengamatan epidemiologis.
g.
Teori Ekologi
lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam Iingkungan
tertentu dapat menimbulkan penyakit.
Konsep penyebab dan proses
terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat
kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu)
dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan
antropologis) dengan penyebab (agent)
serta dengan lingkungan (enviroment).
a.
Segitiga
Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar
epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yang
berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Segitiga
epidemiologi merupakan interaksi antara Host
(penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan). Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah
kesehatan di masyarakat
a.
Jaring-jaring Sebab
Akibat
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada
satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian
proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah
atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.
b.
Model Lingkaran
atau Roda
Seperti halnya
dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi
dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu
menekankan pentingnya agen. Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan
lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung
pada penyakit yang bersangkutan.
1.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA MASALAH KESEHATAN
Dengan menggunakan paradigma
epidemiologi klasik yang menganggap terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
sebgai hasil akhir dari interaksi pejamu (host),
agent (bibit penyakit) dan lingkungan
(environment).
a.
Pejamu (Host)
Adalah faktor yang terdapat
pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit.
Macam-macam faktor pejamu, antala lain :
1)
Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal
dengan berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti riwayat alergis,
kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
2)
Mekanisme
pertahanan tubuh
Jika pertahahn tubuh baik maka
dalam batas-batas tertentu jenis penyakit akan dapat diatasi.
3)
Umur
Pada saat ini dikenal penyakit
tertentu yang hanya menyerang golongan umur tertentu. Misalnya penyakit campak,
polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.
4)
Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu
hanya pada jenis kelamin tertentu saja. Misalnya tumor leher rahim
5)
Ras
Beberapa ras tertentu diduga
lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu. Misalnya penyakit hemofili
yang lebih banyak ditemukan pada orang barat.
6)
Status perkawinan
7)
Pekerjaan
Melihat dari tingkat stress dan
beban masalah yang dihadapi, serta kejiwaanya.
8)
Kebiasaan hidup
b.
Bibit penyakit (agent)
Suatu substansi atau elemen
tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau
mempengaruhi penyakit.
Agent
adalah faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan. Dan penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi
terdiri dari biotis dan abiotis.
1)
Biotis, khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5
golongan
a)
Protozoa : misalnya
Plasmodium, amodea
b)
Metazoa : misalnya
arthopoda , helminthes
c)
Bakteri : misalnya
Salmonella, meningitis
d)
Virus misalnya :
dengue, polio, measies, lorona
e)
Jamur Misalnya :
candida, tinia algae, hystoples osis
2)
Abiotis, terdiri dari
a)
Nutrient Agent,
misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan
vitamin).
b)
Chemical Agent,
misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
c)
Physical Agent,
misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
d)
Mechanical Agent,
misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
e)
Psychis Agent,
misalnya gangguan phisikologis stress depresi
f)
Phycologis Agent,
misalnya gangguan genetik.
c.
Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh
kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
suatu organisme.
Unsur lingkungan memegang peranan
yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu
sebagai pejamu dan itu memegang peranan dalam proses kejadian penyakit.
1)
Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang
berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
a) Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen
b) Vektor pembawa infeksi
c) Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan
obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber
penyakit atau pejamu antara (host
intermedia)
d) Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor
penyakit tertentu terutama penyakit menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang
penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab,
baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber
kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.
2)
Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia
yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap
lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
a) Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
b) Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai
bentuk pemencaran pada air, dan
c) Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air,
radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula
yang timbul akibat manusia sendiri.
3)
Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial
budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang
berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat
tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
a) Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial
politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
b) Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
c) Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat
masyarakat setempat, dan
d) Kebiasaan hidup masyarakat
e) Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta
berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.
2.
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Dalam pengertian dan tujuan
dari epidemiologi tertuang bahwa epidemiolog dipakai untuk melihat bagaimana
penyebaran penduduk dan masalah kesehatan (penyakit). Untuk itu epidemiologi membagi
ukuran ke dalam dua tipe yaitu :
a.
Ukuran yang dipakai
untuk menghitung angka kesakitan atau morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas
adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk
pertengahan tahun.
Angka ini dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberhasilan
program-program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta
memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan
Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi
Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi
1)
Rate
Rate atau angka
merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dengan
penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk
dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai
jenis ukuran diataranya adalah :
a)
Incidence Rate
Incidence Rate suatu penyakit tertentu adalah
jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu
tertentu.
b)
Attack Rate
Attack Rate suatu penyakit tertentu adalah
jumlah kasus selama epidemi atau incidence rate pada suatu epidemi yang
terjadi di kalangan penduduk.
c)
Prevalence
Rate
Prevalence Rate suatu penyakit tertentu adalah
mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada
satu titik waktu tertentu.
d)
Period
Prevalence
Period Prevalence suatu penyakit tertentu adalah
mengukur jumlah rata-rata orang di kalangan penduduk (mid period population)
yang menderita suatu penyakit selama periode tertentu.
Period Prevalence terbentuk
dari prevalence pada suatu titik
waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence),
dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.
2)
Ratio
Rasio adalah nilai relatif yang
dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
3)
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan
dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Penyebaran proporsi adalah
suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah
peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori
atau subkelompok dari kelompok itu.
b.
Ukuran yang dipakai
untuk menghitung angka kematian, meliputi :
1)
Crude Death
Rate (CDR) atau Angka Kematian
Kasar
Angka keamtian kasar adalah
jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan
tahun yang sama. Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh
tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat
kematian yang berbeda-beda.
Manfaat CDR
a)
Sebagai gambaran
status kesehatan masyarakat
b)
Sebagai gambaran
tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c)
Sebagai gambaran
kondisi sosial ekonomi
d)
Sebagai gambaran
kondisi lingkungan dan biologi
e)
Untuk menghitung
laju pertumbuhan penduduk
2)
Age Specific
Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan
umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada
pertengahan tahunManfaat ASDR sebagai berikut :
a)
Untuk mengetahui
dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi
pada golongan umur
b)
Untuk membandingkan
taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah
c)
Untuk menghitung
rata-rata harapan hidup
3)
Cause Disease
Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka
Kematian Akibat Penyakit Tertentu
Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu adalah Jumlah kematian karena TBC di satu daerah dalam waktu satu tahun dengan
jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) pada daerah dan tahun yang sama
4)
Under Five Mortality Rate (UFMR) atau
Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita adalah gabungan antara angka
kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian
balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang
sama.
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat
karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus kesehatan bayi
dan anak.
5)
Neonatal Mortality Rate (NMR) atau
Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28
hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang
dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama.
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai
berikut :
a)
Untuk mengetahuai tinggi
rendahnya perawatan post natal
b)
Untuk mengetahui program
Imuninsasi
c)
Untuk pertolongan persalinan
d)
Untuk mengetahui penyakit infeksi
6)
Perinatal Mortality Rate (PMR) atau
Angka Kematian Perinatal
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian
janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah
kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per
1000 kelahiran kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah
sebagai berikut :
a)
Banyak bayi dengan berat badan
lahir rendah
b)
Status gizi ibu dan bayi
c)
Keadaan sosial ekonomi
d)
Penyakit infeksi terutama ISPA
e)
Pertolongan persalinan
7)
Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah
penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Manfaat dari perhitungan angka
kematian bayi adalah sebagai berikut :
a)
Untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi
b)
Untuk Mengetahui tingkat
pelayanan antenatal
c)
Untuk mengetahui status gizi ibu
hamil
d)
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana
(KB)
e)
Untuk mengetahui kondisi lingkungan
dan sosial ekonomi
8)
Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu
akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada :
a)
Sosial ekonomi
b)
Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan,
dan masa nasa nifas
c)
Pelayanan terhadap ibu hamil
d)
Pertolongan persalinan dan
perawatan masa nifas
c.
Ukuran yang dipakai
untuk menghitung angka kesuburan atau fertilitas, meliputi :
1)
Crude Birth Rate (CBR) atau Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup
yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang
sama.
Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk :
a)
Membandingkan tingkat fertilitas
dua wilayah
b)
Mengukur perubahan tingkat
fertilitas karena perubahan pada tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk
2)
Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau
Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah
jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1
tahun yang dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda
tahun yang sama.
Angka fertilitas menurut golongan umur ini
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat
kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran
menjadi lebih teliti.
3)
Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Fertilitas
Total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat selama 1 tahun.
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat selama 1 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar